Sebuah penelitian menemukan bahwa ribuan orang dari generasi muda LGBT Amerika akan menjalani terapi konversi dari profesional layanan kesehatan berlisensi sebelum mereka berusia 18 tahun.
Menurut para periset di Williams Institute at the UCLA School of Law, diperkirakan sekitar 20.000 orang remaja yang berusia 13 sampai 17 tahun akan melalui upaya untuk mengubah orientasi seksual mereka.
Terapi yang terkadang disebut terapi “reparatif”, konseling, doa, digunakan untuk mencoba untuk “menyembuhkan” seseorang.
Terapi yang terkadang disebut terapi “reparatif”, konseling, doa, digunakan untuk mencoba untuk “menyembuhkan” seseorang.
Terapi ini telah banyak didiskreditkan oleh pakar kesehatan karena berisiko menyebabkan kerusakan emosional dan psikologis.
Terapi ini merupakan tindakan legal di Inggris namun pada 14 Januari 2015, organisasi kesehatan Inggris – termasuk NHS England dan Royal College of Psychiatrists – menandatangani sebuah kesepakatan yang menggambarkan perlakuan tersebut sebagai “berpotensi berbahaya dan tidak etis”.
Terapi konversi masih legal di 41 negara bagian di Amerika Serikat, termasuk Massachusetts dan New York. Di beberapa negara bagian, larangan ini juga berlaku bagi siapa saja yang melakukan praktik tersebut dengan imbalan uang.
Penelitian tersebut memperkirakan sekitar 57.000 generasi muda akan menerima perawatan dari penasihat agama atau spiritual.
Para periset juga menemukan hampir 700.000 orang dewasa LGBT di Amerika Serikat pernah menerima terapi konversi dalam kehidupan mereka, termasuk 350.000 yang menjadi sasaran praktik tersebut ketika remaja.
Peneliti utama Christy Mallory, direktur kebijakan negara bagian dan lokal di Williams Institute, mengatakan bahwa banyak asosiasi kesehatan profesional dan dukungan publik mengakhiri penggunaan terapi konversi pada generasi muda LGBT.
“Penelitian kami menunjukkan bahwa undang-undang yang melarang terapi konversi dapat melindungi puluhan ribu remaja dari apa yang dinyatakan oleh para ahli medis sebagai praktik yang berbahaya dan tidak efektif seperti ,” katanya.
Menurut penelitian tersebut, 6.000 orang remaja berusia 13 sampai 17 tahun akan menerima terapi konversi sebelum mereka mencapai usia dewasa jika negara bagian tempat tinggal mereka tidak melarang praktik tersebut.
Tak satu pun dari mereka mampu mencegah penasehat agama atau spiritual untuk memberikan terapi konversi asalkan mereka semata-mata bertindak dalam kapasitas spiritual.
Beberapa asosiasi kesehatan profesional terkemuka di Amerika Serikat, termasuk American Medical Association, American Psychological Association dan American Academy of Pediatrics, telah secara terbuka menentang penggunaan terapi konversi.
Meskipun terapi bicara adalah teknik yang umum, beberapa praktisi menggunakan terapi aversi seperti: tindakan untuk menimbulkan rasa mual, muntah atau dengan menggunakan sengatan listrik.
Kerith Conron, direktur riset di Williams Institute, mengatakan: “Dengan sejumlah besar remaja berisiko melakukan terapi konversi, kita harus memastikan bahwa keluarga, komunitas seiman dan penyedia layanan memiliki informasi yang akurat mengenai orientasi seksual dan identitas gender dan bekerjaberguna untuk mengurangi stigma dan mempromosikan penerimaan terhadap LGBT dan keluarga mereka.” Suarakita
Blogger Comment
Facebook Comment