Awal tahun 2018 ini, lebih tepatnya pada tanggal 7 Februari, Netflix meluncurkan tv series terbaru berjudul Queer Eye. Series ini bergenre Reality Show dimana ada lima orang gay, biasa disebut sebagai Fab Five, yang mencoba untuk me-make over laki-laki heteroseksual dengan sebutan Hero, namun ada juga di beberapa episode mereka membantu Hero yang perempuan dengan anaknya yang Gay, Transgender lelaki pasca operasi pengangkatan payudara, dan juga Gay yang hendak coming out.
Series ini pernah ada juga sebelumnya di tahun 2003 dengan judul agak berbeda yaitu Queer Eye for the Straight Guy namun konsep acaranya tetap sama. Perbedaan Queer Eye yang sekarang dengan yang dahulu adalah pada cast-nya. Sejauh ini, Queer Eye sudah sampai pada season ke-2 dan satu episode special Australia di Youtube resmi Netflix.
Untuk Queer Eye yang sekarang Netflix mencoba menawarkan warna baru dari dunia “make over” ini, yang sebelumnya hanya sebatas pada perubahan penampilan yang signifikan menjadi lebih lebih kompleks seperti membantu kehidupan bersosial sang Hero tersebut.
Fab Five sendiri terdiri dari lima orang gay dengan latar belakang yang berbeda dan juga tugas yang berbeda-beda. Berikut adalah sedikit tentang mereka:
Antoni Porowski, seorang aktor, chef, dan model yang memiliki tugas sebagai food and wine expert. Antoni Mengatakan bahwa seksualitasnya adalah sesuatu yang cair dan dia tidak ingin melabeli dirinya. Dia sekarang ini tinggal bersama pasangannya selama 7 tahun, Joey Krietemeyer.
Kemudian ada Tan France. Seorang fashion designer keturunan Pakistan dan seorang Muslim yang bertugas sebagai fashion expert. Tan adalah seorang imigran. Dia kini tinggal bersama Suaminya, Rob France.
Lalu ada Karamo Brown, yang bertugas sebagai culture expert. Karamo adalah seorang ayah dengan dua anak. Selain menjadi seorang aktivis, Karamo juga adalah seorang Psikoterapis. Karamo juga aktif di 6in10.org yang merupakan organisasi pencegahan HIV/AIDS pada komunitas LGBT berkulit hitam.
Selanjutnya ada Bobby Berk yang seorang design expert. Di salah satu episode di season 2, Bobby bercerita bahwa dirinya besar di lingkungan gereja yang taat yang membuatnya membenci identitas homoseksual pada masa remajanya. Lalu dirinya meninggalkan rumahnya di umur 15 tahun dan sempat menjadi gelandangan sampai akhirnya dirinya bekerja. Dimulai dengan bekerja di perusahaan disain sampai akhirnya dirinya memiliki perusahaan disain atas namanya sendiri. Bobby kini tinggal bersama suaminya, Dewey.
Dan yang terakhir ada Jonathan Van Ness, grooming expert. Penampilannya yang paling berbeda dibandingkan anggota Fab Five yang lain, membuat kita tidak akan sulit menemukannya di layar kaca. Rambut panjang, pembawaan yang feminim, juga sifatnya yang humoris dan ceria. Jonathan adalah seorang hairstylist juga seorang komedian dalam series Gay of Thrones di Youtube. Namun siapa sangka bahwa humor yang ia lakukan adalah sebagai sarana dirinya melawan bully dan kecaman kebencian saat ia masih sekolah.
Nah, bayangkan jika lima orang ini berkumpul dan mempunyai misi yang sama, yaitu membuat kontribusi untuk masyarakat dengan cara membantu orang-orang yang mempunyai masalah mulai dari percintaan, karir, dan bersosialisasi. Juga disaat bersamaan mereka juga menunjukkan kepada dunia bahwa LGBT adalah manusia dengan derajat yang sama dan juga mampu berkontribusi bagi sekitarnya.
Series ini mengajarkan kita semua, khususnya penulis, bahwa menjadi LGBT tidaklah sebatas menjadi LGBT semata, kita masih bisa berkontribusi pada lingkungan sekitar kita, terlepas apakah lingkungan kita yang homofobik atau tidak. Karena Queer Eye sendiri mengambil lokasi di Amerika bagian selatan, dimana wilayah tersebut sebenarnya cenderung konservatif. Melalui series ini juga kita semua akan diajak untuk mencintai diri kita sendiri dengan cara menekuni minat dan bakat kita masing-masing.
Series ini sangat ringan untuk dinikmati sewaktu bersantai. Siapkan tisu juga karena emosi kita akan dibawa naik turun ketika menontonnya. Selamat menonton!
Sumber: http://www.suarakita.org/
Blogger Comment
Facebook Comment