Perjaka Juga Bisa Terjangkit HPV

Laki-laki sedang divaksin HPV

Laki-laki yang tidak pernah melakukan penetrasi seksual dapat terjangkit HPV atau human papillomavirus, sejenis infeksi yang disebabkan karena hubungan seksual, menyerang kulit serta selaput-selaput lembap dalam tubuh. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh para ahli dari The University of Texas Health Science Center di Houston, Amerika Serikat, menyebutkan bahwa perjaka tetap memiliki risiko terkena HPV jika mereka melakukan seks oral.

Daily Mail menyebutkan bahwa HPV adalah penyakit yang ditularkan akibat hubungan seksual, dan dapat menyebabkan kanker penis pada laki-laki. Sedangkan pada perempuan dapat menyerang vulva, vagina maupun leher rahim. Infeksi ini juga dapat menyebabkan kanker anus dan leher, baik pada laki-laki maupun perempuan.

Di Amerika Serikat terdapat sekitar 79 juta orang yang terinfeksi HPV. Penyebabnya kebanyakan disebabkan oleh hubungan seks melalui vagina maupun seks anal. Sementara empat dari lima orang di Inggris berisiko terkena infeksi ini.

Pada awalnya penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran tentang bagaimana dan jenis HPV apa yang menyebar pada laki-laki. Para peneliti melakukan pengamatan terhadap lebih dari 4.000 laki-laki yang berusia antara 18 sampai 70 tahun, dari tahun 2005 sampai 2009, melalui pemeriksaan yang dilakukan setiap enam bulan sampai sekitar 10 kali kunjungan. Para partisipan berasal dari Brasil, Meksiko dan Amerika Serikat.

Penelitian ini akhirnya secara lebih spesifik memfokuskan diri pada 87 lelaki yang diidentifikasi sebagai perjaka, atau tidak pernah melakukan hubungan seksual. Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Infectious Disease ini menemukan bahwa meskipun para perjaka tersebut tidak pernah melakukan hubungan seksual, baik secara vaginal maupun anal, namun mereka tidak lepas dari risiko terkena HPV melalui hubungan seks tanpa penetrasi, seperti kontak antara tangan dan alat kelamin, atau kontak antar alat kelamin.

Alan Nyitray, PhD, salah seorang penulis penelitian dan asisten profesor di Department of Epidemiology, Human Genetics & Environmental Science di UTHealth School of Public Health, pada Science Daily mengatakan bahwa dalam penelitian sebelumnya telah ditemukan HPV pada perempuan yang tidak pernah melakukan hubungan seksual. Ini merupakan penelitian pertama yang menemukan HPV pada perjaka.

"Menemukan HPV pada kelompok perjaka ini sebenarnya tidak terlalu mengejutkan, namun hal ini menegaskan bahwa vaksinasi HPV tidak boleh dipikirkan hanya dalam konteks perilaku seksual," ungkap Nyitray. Temuan lain yang menonjol dari penelitian ini adalah bahwa sebanyak 28,7 persen perjaka yang mulai melakukan hubungan seksual selama penelitian mendapatkan HPV hanya dalam waktu satu tahun, dan 45,5 persen memperolehnya dalam waktu dua tahun. Hal ini mencerminkan sifat virus yang sangat menular.

Penulis utama penelitian ini, Zhiyue Liu, PhD, mengatakan bahwa temuan ini juga menyoroti penyebaran HPV yang cepat setelah hubungan seksual pertama pada laki-laki. "Dengan demikian hal ini menekankan pentingnya vaksinasi HPV sebelum hubungan seksual yang pertama," jelasnya.

Center for Disease Control and Prevention (CDC) merekomentasikan agar anak perempuan dan anak laki-laki yang berusia 11 atau 12 tahun mendapatkan dua kali suntikan vaksin HPV dalam jarak 6 sampai 12 bulan. Sementara, remaja perempuan dan laki-laki yang belum mendapatkan vaksinasi HPV, atau belum melengkapi vaksinasi tersebut saat masih anak-anak, harus segera mendapatkan vaksinasi.

Rekomendasi untuk melakukan vaksinasi HPV juga diberikan kepada para lelaki yang melakukan hubungan seksual sesama jenis, termasuk yang diidentifikasi sebagai gay atau biseksual, sebelum berusia 26 tahun. Nyitray menambahkan bahwa meskipun vaksin HPV paling efektif diberikan ketika memasuki masa puber, namun masih dianggap efektif sampai seseorang berusia 26 tahun. Beritagar
Share on Google Plus

About Blued Indonesia

    Blogger Comment
    Facebook Comment