Stigma dan Diskriminasi Pada Layanan Kesehatan


Kali ini kita akan membahas mengenai stigma dan diskriminasi pada komunitas yang terjadi di layanan kesehatan masih cukup tinggi. Hal ini terlihat salah satunya pada pelayanan HIV dan AIDS termasuk layanan lainnya yang terkait, seperti layanan IMS. Dampak dari Stigma dan diskriminasi ini, yaitu Stigma dan diskriminasi menghambat penanggulangan epidemi HIV dan AIDS.
Bentuk stigma dan diskriminasi ini sangat bervariasi, mulai dari, bergosip atau membicarakan pasien, pelecehan secara verbal maupun sikap, menghindari untuk melayani pasien ODHA, mengisolasi pasien ODHA, membuka status HIV tanpa persetujuan ataupun merujuk tes HIV tanpa diberikan konseling, serta berbagai macam jenis lainnya.
Stigma dan diskriminasi yang dilakukan oleh petugas kesehatan pada dasarnya disebabkan karena masih rendahnya pengetahuan komprehensif tentang HIV dan AIDS dan masih tingginya anggapan di masyarakat bahwa HIV berkaitan dengan perilaku yang jauh dari nilai norma. Stigma sendiri lebih banyak dihubungkan dengan sikap yang tidak menyenangkan terhadap seseorang atau sesuatu tertentu, sementara diskriminasi lebih pada tingkah laku terhadap baik individu maupun kelompok yang berdasarkan prasangka, misalnya diskriminasi perlakuan terhadap gay dan transgender.
Stigma dan diskriminasi sebenarnya bisa diatasi jika petugas layanan kesehatan sensitifitas terhadap gender , Sensitif gender arti gampangnya adalah suatu sikap, baik dalam bentuk perkataan maupun perbuatan yang mendukung kesetaraan gender, dan sangat menghindari diskriminasi atas gender tertentu. Memang, sensitif gender idealnya bukan lagi ditataran tulisan dan perkataan, melainkan sikap berjiwa besar dalam menerima perbedaan. Kalau pengkastaan berdasarkan warna kulit kini sudah berhasil dihapuskan, maka  suatu saat diskriminasi dan stigma juga bisa.
Share on Google Plus

About Blued Indonesia

    Blogger Comment
    Facebook Comment