Ulasan Film Seri G-Thai Grey Rainbow


Film Grey Rainbow adalah film serial Thailand yang menceritakan mengenai kehidupan dua orang mahasiswa bernama Nuer dan Porsche. Film bergenre drama romantis ini merupakan produksi PPTV HD 360 Thai yang diluncurkan April 2016. Tentunya film ini menceritakan mengenai kehidupan percintaan dua orang laki-laki Porsche dan Nuer. Nuer adalah seorang mahasiswa jurusan pariwisata sementara Porsche adalah mahasiswa jurusan hukum. Mereka berdua diperkenalkan karena mereka harus tinggal dalam satu kamar kost yang sama ketika mereka kuliah di Chiang Mai. Kali ini bronis akan coba bahas tentang pesan-pesan yang ada di dalam film Grey Rainbow ini. Tapi harapannya kamu sudah menonton film ini yang bisa di akses di Youtube—biar gak spoiler.

Love Knows No Gender

Nuer adalah seorang laki-laki yang menyukai olahraga tinju yang memiliki seorang pacar perempuan bernama Jane. Sejak awal memang Nuer lebih banyak menghabiskan waktu dengan Porsce sehingga waktu yang diluangkan untuk Jane tidak terlalu intensif. Seiring dengan berjalannya waktu, Jane selingkuh dengan pria lain bernama Watt dan Jane memutuskan untuk berpisah dari Nuer. Jane memutuskan hubungan dengan Nuer dengan 2 alasan, 1) karena Nuer tidak memiliki waktu untuk dihabiskan bersama Jane, dan 2) Jane tidak bisa mencintai orang yang mencintai laki-laki dan perempuan sekaligus. Yang padahal alasan nomor 2 di awal cerita tidak menunjukkan bahwa Nuer mencintai Porsche, justeru Porschelah yang menyukai Nuer. Hingga pada akhirnya, Nuer mengakui bahwa ia mencintai Porsche.

Cerita ini menjelaskan bahwa kita tidak bisa mendefinisikan orientasi seksual seseorang hanya karena dia memiliki seorang pasangan perempuan atau sebaliknya. Pesan yang terkandung dalam cerita ini adalah cinta tidak mengenal gender karena cinta datang pada dua manusia bukan karena gender mereka, namun karena takdir. Cinta tidak mengenal alasan bagi siapa saja yang telah ditakdirkan untuk mencintai. Setelah Nuer mengungkapkan perasaannya kepada Porsce, ia seakan-akan masih mengingkari bahwa Nuer mencintai Porsce. Nuer memutuskan untuk menghilang dari Porsche untuk sementara hingga pada akhirnya Porsche bertemu dengan Nuer di arena tinju. Nuer mengungkapkan bahwa sebenarnya ia tidak bisa lagi membohongi dirinya karena ia sebenarnya sudah mencintai Porsche sejak awal mereka bertemu.

Bukan Masalah LGBTnya

Dalam cerita, Porsche mendapatkan tugas di kuliahnya mengenai hukum, ia memilih topik hak LGBT. Dalam prosesnya ia melakukan pendalaman mengenai LGBT termasuk wawancara kepada LGBT, meskipun Porsche terlihat masih diskriminatif terhadap Waria. Namun setelah wawancara itu ia semakin menyelami kebutuhan LGBT, mereka hanya butuh dianggap dan diakui sebagai manusia yang sama. Namun dalam skenario lain ketika ia pulang malam—ketika Nuer masih berhubungan dengan Jane—ia diperkosa oleh seorang laki-laki. Dalam dialog Porsche menyatakan bahwa orang-orang yang memperkosalah yang membuat teman-teman LGBT dipinggirkan dalam masyarakat. Sehingga dapat ditarik argumen bahwa film ini ingin menjelaskan bukan masalah LGBT yang menjadi LGBT didiskriminasi dan dipinggirkan serta tidak dipenuhi haknya. Hal itu disebabkan karena manusia-manusia yang berperilaku salahlah sehingga masyarakat mengeneralisir bahwa LGBT adalah Pedophil, pemerkosa, tidak baik. Yang padahal kita bisa lihat Porsche dan Nuer adalah mahasiswa yang berprestasi, demikian dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh Porsche.

Gay Bukan Hanya Tentang Seks

Film ini menurut saya agak mendobrak stereotip bahwa yang dilakukan Gay adalah seks semata. Film ini tidak menampilkan sama sekali adegan seks jika dibandingkan dengan film-film bertemakan LGBT lainnya—atau mungkin karena youtube saya telah lulus sensor. Adegan yang dipertontonkan dalam film ini layaknya seperti film heteroseksual pada umumnya, dan kebanyakan tentang cinta. Film ini memang agaknya ingin mengangkat bahwa gay juga menggunakan cinta dalam hubungan mereka. Bahkan cinta yang mereka definisikan merupakan cinta yang benar-benar murni dengan dilematisme cinta “normal” dan cinta yang “tidak normal”.

Bahagianya Jika Semuanya Mendukung

Nuer sendiri merupakan anak dari pemilik Camp Gajah di Chiang Mai, sementara Porsche memiliki ayah dari ranah kerja Hukum. Setelah memutuskan untuk berhubungan dengan Nuer, dan sudah lulus sarjana hukum. Porsche ingin mencoba dunia baru untuk bekerja di ranah pariwisata bersama Nuer yang meskipun ayah Porsche sangat menolak keputusan Porsche karena ayahnya ingin ia melanjutkan studinya di bidang hukum. Porsche memaksa karena bidang hukum bukanlah pilihannya. Porsche dan Nuer tinggal bersama di Camp Gajah milik ayah Nuer, yang pada saat itu status hubungan Porsche dan Nuer belum diketahui oleh kedua orang tua Nuer. Hingga pada akhirnya status mereka diketahui, memang sulit bagi orang tua menerima status gay anaknya. Meski setelahnya orang tua Nuer menerima anaknya sebagai seorang gay. Menurut saya ini adalah bagian yang paling menarik ketika kedua orang tua menerima kita apa adanya. Menerima konsekuensi jika anak mereka gay maka orang tua akan menerima cibiran dari lingkungan sekitar, namun anaknya bahagia. Hingga pada akhirnya Nuer dan Porsche memutuskan untuk menikah.

Agama Cinta Damai

Film ini turut juga memasukkan komponen agama Budha dalam beberapa scenenya. Scene yang paling saya sukai dalam cerita ini adalah ketika Ayah dan Ibu Nuer menghadap kepada biksu untuk memohon saran mengenai anaknya yang gay.
Ayah   : Aku tidak ingin anak saya menderita
Biksu  : Dari mana kau tahu anakmu menderita? Coba lihat perempuan di sampingmu yang selalu menemanimu. Bukankah kalian juga menderita? Dan kalian menghadapinya
Sangat menarik ketika agama yang digambarkan pada film ini merupakan agama yang cinta damai. Menghargai cinta sebagai komponen tertinggi hidup manusia. Dan mengajarkan keterbukaan. Saya juga melihat bahwa tujuan dari orang tua Porsche adalah agar anaknya bahagia. Mungkin itu juga yang dirasakan oleh orang tua kita. Orang tua kita ingin kita bahagia, tanpa mereka tahu bahwa bahagia dan menderita juga terjadi di kalangan non LGBT.


Namun ada bagian yang sampai saat ini masih membuat saya bertanya-tanya. Di akhir cerita, Nuer mati karena serangan jantung. Sebenarnya apa yang terjadi? Mungkin kamu bisa menjawabnya…?? Brondong Manis
Share on Google Plus

About Blued Indonesia

    Blogger Comment
    Facebook Comment