Body Transformation: Gerald Koh


Berikut sebuah cerita inspiratif dari seorang pelari asal Singapura yang berhasil membentuk badannya menjadi luar biasa!

Penggemar Fitness yang terhormat,

Ada dua jenis post yang menginspirasi di dunia maya; mereka yang secara genetik indah, dan mereka yang tidak. Pelari berusia 25 tahun asal Singapura, Gerald Koh, adalah kelompok yang terakhir.

Di titik terberatnya, badan Gerald memiliki berat lebih dari 100 kilogram. Menemukan pakaian yang muat adalah makanan sehari-hari baginya, belum lagi tekanan darah dan kadar kolesterolnya yang melejit bebas. Bahkan kegiatan sesederhana seperti menaiki tangga pun membuatnya lelah.

"Ketika kelebihan berat badan, saya benar-benar merasa tidak memiliki energi atau dorongan untuk melakukan sesuatu berhubungan dengan kegiatan fisik."

Sering dicemooh sepanjang hidupnya tentang bentuknya yang kurang menarik, ada satu titik dimana semua itu jadi beban, yaitu saat teman kuliahnya memberikan komentar yang sangat pedas tentang berat badannya di belakangnya.

"Seorang teman saya bilang bahwa orang-orang mengucilkan saya dari nongkrong dan mengolok-olok saya. Mereka memberi julukan yang pedas kepada saya seperti 'gumpalan lemak menjengkelkan' atau hal lainnya."

"Jujur, ini sangat menyakitkan, terutama karena ternyata komentar tersebut keluar dari mulut teman-teman saya yang sudah saya anggap teman baik."

Bertekad untuk membuktikan bahwa para tukang kritiknya salah, Gerald mengarahkan pikirannya untuk mengubah dirinya sendiri.

"Keesokan harinya, saya buang semua makanan sampah dari kamarku dan menghabiskan waktu mencari informasi tentang kebugaran dan apa yang bisa saya lakukan di Google."

Karena baru mengenal dunia kebugaran dan diet, Gerald hanya mengandalkan bantuan dari internet. Dia akhirnya membeli banyak suplemen yang tidak perlu dan bahkan pernah mengalami cedera kaki yang berkelanjutan akibat kardio yang berlebihan, yang terus menghantuinya sampai hari ini.

"Saya tidak mencari personal trainer dan saya pada dasarnya adalah seorang pemula dalam diet dan fitness. Jadi saya bereksperimen dengan program pelatihan secara acak yang saya temukan secara online."

Namun, dorongan untuk menurunkan berat badan tidak pernah goyah dan usahanya akhirnya terbayar. Dalam waktu 8 bulan, Gerald berhasil melepaskan sebagian besar kelebihan berat badannya untuk mencapai jenis fisik yang kebanyakan pria hanya bisa impikan.



Kemudian pada bulan Juli tahun lalu, ada beberapa cuplikan video di YouTube yang membuat Gerald menuju jalan hidup sebagai seorang vegan. Terkejut melihat rekaman tentang apa yang terjadi di dalam pejagalan hewan, Gerald menyelidiki masalah ini lebih lanjut dengan menonton beberapa dokumenter pilihan seperti Cowspiracy, Forks Over Knives, dan Food Matters.

"Saya masih khawatir tentang defisit nutrisi dan performa fitness, namun setelah menemukan banyak gaya hidup vegan yang sukses dari internet, saya pikir saya akan memulai dengan tantangan satu bulan untuk mencoba gaya hidup ini."

Apa yang seharusnya menjadi tantangan satu bulan malah merubah gaya hidup Gerald sepenuhnya, mengadopsi gaya hidup vegan. Sudah 7 bulan, Gerald menjadi vegan sepenuhnya dan sepertinya dia tidak akan berhenti dalam waktu dekat.

Gerald sekarang sedang dalam misi untuk menambah lebih banyak massa tanpa lemak. Gerald adalah seorang mahasiswa kedokteran di Monash University di Melbourne dan bercita-cita untuk suatu hari nanti akan menjadi seorang dokter terkenal. Ketika Gerald tidak sibuk meningkatkan massa ototnya di gym, Anda mungkin akan menemukannya sedang membuat sesuatu di dapur. Croissant dikabarkan menjadi spesialisasinya!

Lihat segmen Profil di bawah ini untuk mengetahui lebih banyak tentang perjalanan fitness Gerald yang inspiratif!


Profil

Fitness Goal: Menambah lean mass (massa otot tanpa lemak).

Workout Regime: Ini berubah setiap 3-4 bulan. Saya baru saja menyelesaikan siklus German Volume Training dan sedang bereksperimen dengan program pelatihan piramida terbalik sekarang.

Suplemen Favorit:

Prana On Vegan Protein. Tercampur baik dengan air, rasanya enak, dan tidak menyebabkan masalah pencernaan seperti yang saya lakukan dengan whey.
Lalu, multivitamin. Sebagai seorang vegan, saya mengkonsumsi ini untuk menutupi kebutuhan vitamin kalau-kalau asupan makanan saya tidak memberi cukup nutrisi mikronutrien yang saya butuhkan, misalnya Vitamin B12.

Sumber: https://dearstraightpeople.com/
Share on Google Plus

About Blued Indonesia

    Blogger Comment
    Facebook Comment