Pornografi dapat menyebabkan harapan yang tidak realistik bagi remaja pria
Perkembangan internet membuat akses terhadap situs-situs pornografi semakin mudah, dengan ribuan gambar dan video yang secara eksplisit bisa diuduh kapan saja.
Sekitar setengah dari remaja usia 11 sampai 16 tahun telah menyaksikan materi pornografi secara online, menurut sebuah penelitian, dan kebanyakan dari mereka telah menontonnya sebelum usia 14 tahun.
Ini semakin mengkhawatirkan mengingat penelitian terbaru dari Amerika Serikat (AS) menunjukkan bahwa ada efek yang merusak kesehatan seksual seorang pria akibat pornografi. Studi tersebut menemukan bahwa kebiasaan menonton atau melihat hal-hal yang bersifat pornografi dapat menyebabkan disfungsi seksual seorang pria.
Laporan tersebut mengklaim bahwa kebiasaan melihat film atau garbar porno di internet menyebabkan seorang pria cenderung tidak memiliki ketertarikan seksual terhadap patnernya dalam kehidupan nyata, termasuk kurang bisa terangsang bersama pasangannya di tempat tidur.
Penelitian tersebut berdasarkan pada dua survei terhadap lebih dari 300 pria dengan usia rata-rata 20-40 tahun, yang semuanya merupakan pasien di klinik urologi militer.
Kira-kira 20 persen pria dilaporkan melihat situs pornografi tiga sampai lima kali dalam seminggu, sementara empat persen mengakui lebih suka melakukan masturbasi dengan media pornografi daripada melakukan hubungan seks dengan pasangannya.
Para periset melihat adanya korelasi kuat antara mereka yang sering menonton film porno dan mereka yang dilaporkan kurang memiliki hasrat seksual, serta disfungsi ereksi.
Penelitian yang dipimpin Dr. Matthew Christman, seorang staf urologi di Naval Medical Centre of San Diego, dipresentasikan pada pertemuan tahunan Asosiasi Urologi Amerika di Briston pada Jumat (12/5) lalu.
"Tingkat penyebab organik disfungsi ereksi pada kelompok usia ini sangat rendah, jadi peningkatan disfungsi ereksi yang kita lihat dari waktu ke waktu dari kelompok ini perlu dijelaskan. Kami yakin bahwa penggunaan pornografi merupakan salah satu bagian dari teka-teki ini," kata Christman dilansir indy100.com, Senin (15/5).
Menurut Dr. Joseph Alukal, direktur kesehatan reproduksi pria di New York University, pornografi dapat menyebabkan harapan yang tidak realistik bagi remaja pria, yang menyebabkan kegelisahan dan kecemasan libido ketika berhadapan dengan kehidupan seks nyata, karena tidak sesuai dengan fantasi di film.
"Mereka yakin bahwa mereka harusnya dapat melakukan sebagaimana yang mereka saksikan di film-film, dan bila mereka tidak dapat melakukannya menyebabkan kegelisahan yang berlebihan," ujarnya.
Sumber: http://www.harnas.co/
Blogger Comment
Facebook Comment