5 Ucapan yang Ngawur Diucapkan ke Seseorang yang Homoseksual


Bayangkan situasi ini, temanmu yang sudah lama kamu kenal baru saja bilang kalau dia gay atau lesbian. Atau, kamu baru berkenalan dengan seseorang dan dia mengungkapkan kalau dia gay atau lesbian. Mungkin kamu akan biasa-biasa saja, dan menanggapinya dengan santai. Tapi, kadang kita memberi respon yang lebay atau salah saat orang lain mengungkapkan orientasi seksualnya ke kita.

Nah, supaya tahu aja, ini lima respon atau ungkapan yang enggak baik jika kamu ucapkan kepada teman ataupun orang yang homoseksual.

“Tapi, aku enggak homo lho. Jangan godain aku ya.”

Hanya karena kamu kebetulan laki-laki, bukan berarti seseorang yang gay akan otomatis ngegodain kamu.

Misalnya, kamu seorang perempuan heteroseksual–alias perempuan yang suka laki-laki. Hanya karena kamu suka laki-laki, bukan berarti SEMUA laki-laki bakal kamu godain, kan? Kamu pasti punya selera tertentu.

Nah, hal yang sama juga terjadi pada seseorang yang gay atau lesbian. Hanya karena si A kebetulan gay, bukan berarti dia bakal ngegodain SEMUA laki-laki yang dia lihat. Pasti dia punya selera, jadi jangan ge-er!

“Kamu enggak kelihatan homo!”

Seperti yang sudah kami bahas sebelumnya, orientasi seksual dan ekspresi gender seseorang itu bisa berbeda jauh. Seorang laki-laki yang sekilas terlihat feminin bisa jadi adalah seorang heteroseksual. Sebaliknya, seorang perempuan yang feminin dan “cewek” banget, bisa jadi adalah seorang lesbian. Kita memang punya asumsi tertentu tentang seseorang yang homoseksual. Tapi, asumsi tersebut tidak selalu tepat.

“Pasti pacar kamu banyak!”

Beberapa orang yang gay atau lesbian memang memiliki banyak pasangan dan sering berganti pasangan. Tapi, apakah seseorang yang heteroseksual juga tidak bisa seperti itu?

Orientasi seksual tidak mempengaruhi perilaku seksual seseorang. Hanya karena si A heteroseksual, bukan berarti dia setia sampai mati sama satu pasangan. Sebaliknya, hanya karena si B homoseksual, bukan berarti dia dikelilingi seribu laki-laki dan jalan dengan orang berbeda setiap hari. Yang menentukan hal ini, tentu saja, adalah pilihan dan kepercayaan masing-masing individu.

“Kamu trauma sama lawan jenis?”

Seseorang yang gay atau lesbian mungkin pernah mencoba berhubungan dengan lawan jenis. Dan enggak semuanya merasa trauma kok dengan lawan jenis. Tapi, dalam perjalanan hidupnya, mungkin dia merasa bahwa sebenarnya dia lebih nyaman berhubungan dengan sesama jenis, ketimbang dengan lawan jenis.

Orientasi seksual memang bukan pilihan, tapi enggak semua orang sadar di usia dini soal seksualitasnya. Beberapa orang baru menyadari bahwa dia lebih nyaman berhubungan dengan sesama jenis setelah dewasa. Mau bagaimanapun, seksualitas itu cair.

“Kamu enggak kena HIV & AIDS, kan?”

Hanya karena dia gay, bukan berarti dia terkena HIV, AIDS, atau infeksi seksual menular (IMS) lainnya. Seperti yang sudah berkali-kali kami bahas di sini, IMS bisa dialami oleh siapa pun juga, baik heteroseksual maupun homoseksual. Bahkan, menurut data dari Kementerian Kesehatan, pasangan heteroseksual lebih berisiko terpapar HIV ketimbang pasangan homoseksual.

Soalnya, IMS itu menular karena perilaku seksual berisiko, bukan karena orientasi seksual seseorang. Kalau kamu berhubungan seks tanpa menggunakan kondom, dan kamu sering berganti-ganti pasangan, kamu berisiko terkena IMS, terlepas dari orientasi seksual kamu.

Intinya, jangan berlebihan. Biasa saja! Gay dan lesbian bukanlah alien dari luar angkasa. Santai saja dan hargai perbedaan kalian.

Sumber: https://www.sobatask.net/
Share on Google Plus

About Blued Indonesia

    Blogger Comment
    Facebook Comment