Apa sih yang pertama kali berada di dalam benak kamu saat mendengar istilah “precum”? Precum, secara formal dikenal sebagai cairan pra-ejakulasi. Cairan precum adalah cairan yang muncul saat seorang laki-laki sedang terangsang secara seksual.
Cairan ini memiliki warna yang bening dan kental, berbeda dengan cairan sperma berwarna putih pekat. Cairan precum berasal dari kelenjar cowper pada organ reproduksi pria. Cairan ini muncul saat pria sedang terangsang hebat dan sebelum ejakulasi sehingga dinamakan cairan pra-ejakulasi.
Cairan precum berbeda dengan sperma. Kalau cairan precum keluar sebelum ejakulasi, cairan sperma keluar setelahnya. Sperma adalah sel reproduksi yang dihasilkan oleh pria dan berisiko kehamilan apabila sperma membuahi sel telur pada wanita.
Perbedaan Sperma dan Precum
Berikut ini ada beberapa perbedaan antara sperma dan precum, yaitu:
Warna Cairan
Dari segi warna cairan, precum memiliki warna yang bening seperti air, sementara sperma berwarna putih pucat agak kekuningan atau putih pekat.
Bau
Cairan sperma memiliki bau seperti adonan terigu (akasia), sementara cairan precum tidak berbau.
Proses Keluar
Cairan precum keluar saat adanya rangsangan, tapi tidak terasa nikmat. Sementara cairan sperma yang keluar memberikan rasa nikmat atau biasa disebut orgasme.
Efek Keluarnya Cairan
Saat cairan precum keluar, tubuh tidak akan terasa lemas. Namun, ketika cairan sperma keluar maka akan menimbulkan rasa lemas pada tubuh.
Kelenjar yang Memproduksi
Cairan precum diproduksi oleh kelenjar bulburetralis (kelenjar cowper), sementara cairan sperma terdiri dari berbagai cairan kelenjar yaitu kelenjar bulburetralis, seminalis, prostat, dan sel sperma dari testis.
Temuan Baru yang Mengejutkan
Pra-cum dihasilkan oleh kelenjar Cowper, dan sperma dibuat di testis. Pre-cum dan sperma berasal dari dua tempat yang berbeda, jadi jika seorang pria belum mengalami ejakulasi baru-baru ini, seharusnya tidak ada sperma dalam pre-cum-nya.
Untuk menentukan apakah precum bisa mengandung sperma, periset memiliki 27 peserta acak masturbasi berkali-kali dan mengumpulkan sampel precum mereka di atas cawan petri sebelum ejakulasi. Para peneliti kemudian menganalisis sampel ini untuk mengetahui apakah itu mengandung sperma atau tidak. Hasilnya, periset menemukan 41 persen pria memiliki jejak air mani di pre-cum mereka, sementara 10 dari 27 peserta benar-benar memiliki sperma di pre-cum mereka.
Ini berarti bahwa sedikit dari sepertiga peserta memiliki sperma yang memiliki risiko untk membuahi sel telur pada pre-cum mereka. Nah, sebelum Anda panik dan berasumsi kalau precum sama dengan sperma berisi air mani yang bisa memicu kehamilan, ada beberapa hal yang perlu kamu ketahui.
Pertama-tama, laki-laki yang memiliki sperma dalam precum mereka selalu memiliki sperma di precum mereka, sementara mereka yang tidak memiliki sperma dalam precum mereka tidak pernah memilikinya pada precum mereka.
Kedua, sejak precum diproduksi dalam jumlah yang jauh lebih sedikit daripada ejakulasi, tentunya risiko sperma dalam precum jauh lebih sedikit ketimbang saat mereka benar-benar mengalami ejakulasi.
Kenapa Harus Mengambil Risiko?
Sebagai permulaan, penting bagi remaja untuk menyadari dan tidak sepenuhnya yakin kalau kehamilan tidak akan terjadi. Sebaiknya, kamu bisa mengeluarkan di luar untuk mengurangi risiko kehamilan terjadi. Penting juga untuk menyadari bahwa banyak pria yang tidak tahu kapan mereka akan berejakulasi. Jadi, selalu ada risiko kalau pria tidak akan menarik keluar penisnya pada saat ejakulasi.
Kehamilan bisa terjadi saat sperma berada di dalam vagina atau bahkan hanya di lubang vagina. Jika pria berhasil menarik keluar penisnya, ada juga risiko bahwa precumnya mengandung sperma. Meski jumlah sperma jauh lebih rendah pada precum, tapi risiko kehamilan bisa saja terjadi.
So, apakah itu risiko yang ingin Anda ambil? Dan ingat, walaupun precum itu mengandung sperma atau tidak, cairan tersebut berisiko menularkan Infeksi menular seksual (IMS).
Mungkin kamu berpikir kalau memakai kondom itu ribet dan semua baik-baik saja saat pria menarik penisnya keluar. Perlu diingat kalau kondom itu nggak cuma untuk mencegah kehamilan, tapi untuk melindungi kita dari PMS. Jadi, masih berpikir kalau memakai kondom itu ribet dan nggak penting? Think twice!
Sumber: http://guetau.com/
Blogger Comment
Facebook Comment