Rasis Sesama Gay


Pernahkah kamu melihat seseorang yang tidak ingin berjabat tangan dengan orang lain hanya karena sebuah alasan warna kulit yang berbeda. Jika kamu pernah melihat orang sejenis itu pastilah kita akan langsung berfikir orang tersebut rasis. lantas, sebenernya apa sih rasis itu.

Menurut Wikpedia Indonesia, Rasisme adalah suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa perbedaan biologis yang melekat pada ras manusia menentukan pencapaian budaya atau individu – bahwa suatu ras tertentu lebih superior dan memiliki hak untuk mengatur ras yang lainnya. Ada banyak contoh rasis yang bisa kita saksikan sendiri atau bahkan kita juga pernah menjadi pelaku rasis. Misal, kebanyakan kita menganggap bahwa orang bule berkulit putih dari eropa pasti pintar dan kaya, sedangkan mereka yang berkulit hitam dari afrika pasti bodoh dan miskin.

Tak bisa dipungkiri memang eropa merupakan benua biru dengan segala kemakmurannya, akan tetapi menganggap semua orang eropa kaya dan pintar adalah sebuah kesalahan. Sama halnya jika kita menganggap bahwa orang afrika itu miskin dan bodoh. Hanya karena berasal dari negara miskin dan terbelakang bukan berarti orang itu juga miskin dan tidak cerdas bukan. Namun, tentu tidak mudah mengubah presepsi tersebut yang telah menjadi sebuah rasisme. 

Bahkan rasis sendiri tidak hanya terjadi dalam kehidupan normal saja, namun juga dalam dunia gay. Membingungkan bukan, gay yang biasanya menjadi korban dari sebuah kerasisan kini menjadi peluka rasis. Ada banyak jenis rasis dalam dunia gay yang kadang menyayat hati saya sendiri. Dan kebanyakan rasis ini dilakukan oleh mereka yang merasa lebih baik dalam hal ini adalah materi, fisik, karir bahkan sampai status sosial.  lantas, seperti apa rasis dalam dunia gay, mari kita bahas saja..

FISIK

Rasis yang pertama adalah tentang fisik. Sudah menjadi rahasia umum dalam dunia gay fisik menjadi sebuah kriteria utama jika ingin berkenalan atau untuk sekedar cinta satu malam. Fisik yang dianggap sebagian orang sempurna terkadang memiliki tingkat rasis yang luar biasa dan menganggap yang lain hanyalah rempah – rempah rengginang basi.
Salah satu bentuk rasisnya misal No Chubby, No Slim, No Gadun, No Brondong, No Black, No White,  dan masih banyak no no yang lainnya. Jangan terburu – buru menyimpulkan, ah itu kan bukan rasis, itu kan hanya sebuah kriteria saja dan wajar bukan setiap orang memiliki kriterianya sendiri. Yap, kamu betul akan hal tersebut, saya juga tidak mengatakan bahwa itu adalah rasis 100% karena hal ini balik lagi kepada kasus yang terjadi.

Misal, Andi menuliskan kriteria di akun hornetnya seperti no chubby, no gadun, no black. lalu Bayu mencoba chat Andi dan mengajaknya untuk fun, hanya saja Andi tidak tertarik karena Bayu Chubby, Gadun, dan Black. Pertanyaannya apakah itu rasis atau tidak? Menurut saya pribadi apa yang dilakukan andi bukanlah sebuah rasisme , karena jika ingin fun tentu hal utama adalah suka sama suka. Jika hanya satu yang merasa suka dan satunya lagi terpaksa maka hal tersbut hanya akan berakhir dengan tidak mengenakan.
Andi hanya bisa dikatakan rasis jika bayu mengajak berkenalan untuk sekedar bertaman namun andi tidak berkenan dengan alasan yang tadi. Hal tersebut baru bisa dikatakan rasis, kenapa? karena bayu kan hanya mengajak berkenalan dan berteman bukan fun. Sehingga apa yang dilakukan oleh Andi merupakan rasis. 

Apakah begini cara gay memperlakukan sesamanya, dengan alasan bukan kriteria, kita sebenarnya sudah melakukan rasis dan kenyataannya ini banyak terjadi. Apakah sebuah pertemanan dalam dunia gay harus memandang fisik? serendah itu kan kita memperlakukan sesama manusia yang merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

MATERI 

Pada dasarnya rasis dalam hal materi ini tidaklah jauh berbeda dengan rasis dalam hal fisik. Rasis dalam hal materi biasanya seseorang akan memandang rendah orang lain dari apa yang mereka lihat. Misal orang tersebut hanya memakai motor, hp harga 1juta’n dan isi dompet yang hanya ada puluhan ribu. Sehingga ada kecenderungan untuk tidak mau bertemanan sama sekali bahkan berkenalan pun tidak. 

Rasis ini biasanya terjadi setelah adanya tahap ketemuan dan ingin menjalin sebuah pertemanan. Namun, karena merasa orang yang diajak berkenalan tidak kaya maka dengan perlahan mundur. Lagi dan lagi hal ini juga banyak dilakukan oleh sesama gay yang merasa dirinya lebih baik secara materi sehingga menganggap rendah mereka yang tidak sama.

STATUS SOSIAL 

Rasis yang terakhir adalah status sosial. Kita memang tidak bisa mempungkiri jika hidup di dunia ini status sosial menjadi hal yang amar berarti. Bahkan orang rela berkorban apa saja agar mendapatkan sebuah status sosial yang lebih baik. 

Beberapa dari Mereka yang merasa berasal dari golongan berada, tinggal di perumahan mewah, dan nongkrong di tempat – tempat hits ,  menganggap bahwa berteman dengan yang tidak sekelasnya adalah sebuah kaharusan. Karena jika berteman dengan tidak yang sekelas akan menjatuhkan status sosialnnya. 

Lalu, pada akhirnya kita hanya akan berteman dan berkanalan dengan orang – orang yang menurut  kita sekelas. Padahal setiap manusia past selalu memiliki kelebihan dan pengalaman yang bisa kita ambil hikmahnya. namun, sayangnya status sosial jauh lebih penting di zaman now ini.

So…..

Se-denial apapun kita, percayalah bahwa rasis itu masih menyelimuti kehidupan masyarakat sampai saat ini dan bahkan sampai kehidupan ini berakhir. Rasisme adalah sebuah paham yang begitu berbahaya dan sangat tidak baik diterapkan dalam kehidupan yang begitu heterogen ini termasuk dalam dunia gay. 
Mengapa gay yang biasanya menjadi korban rasis menjadi pelaku rasis. Mengapa gay yang biasanya selalu dianggap rendah orang lain, kini justru menganggap sesamanya juga demikian. Why?. 

Kita ingin diperlakukan adil dan baik, namun kadang kita sendiri yang memperlakukan orang lain dengan semena –mena. Kita ingin diperlakukan sama meski memiliki warna kulit berbeda, namun terkadang kita sendiri yang membeda – bedakannya. Dengan alasan sebuah kriteria kita mengaggap rasis adalah sebuah hal yang wajar. Ya, Rasis dan kriteria dalam dunia gay memang beda – beda tipis, namun tetap ada point utama yang membedakan keduanya. 

Kritera pada umumnya diberlalukan jika kita ingin melalukan hal- hal yang memang  bersifat khusus seperti fun dan pacaran. Namun, jika rasis diberlakukan dalam segala aspek kehidupan baik hanya sekedar pertemanan, berkenalan, atau bahkan sekedar chat. No Chubby, No Slim, No black, No pribumi, No Chinese dan no no yang lainnya seakan adalah hal yang wajar jika diterapkan dalam hal pertemanan.

Saya tahu bahwa setiap orang memiliki kriterianya sendiri, akan tetapi kriteria tersebut tidak bisa diterapkan dalam segala aspek, misal pertemanan. Masa iya hanya ingin berteman harus no chubby, no gadun, no white. Apa begitu cara kita memperlakukan orang lain terutama sesama gay. Jika kita saja tidak ingin diperlakukan secara tidak adil bahkan cenderung rasi lalu mengapa kita melakukan hal tersebut pada orang lain. Bukankah hukum karma itu berlaku dalam kehidupan ini. Seperti halnya pepatah, “siapa yang menanam ia yang akan menuai”.

Sumber: https://berbedapelangi.blogspot.com/
Share on Google Plus

About Blued Indonesia

    Blogger Comment
    Facebook Comment