5 Hal tentang Pernikahan Sejenis dan LGBT yang Nendang Banget!


Buat yang main Facebook, penasaran nggak sih kenapa mendadak banyak yang pasang profile picture dengan filter warna-warni, atau kenapa mendadak muncul hashtag #LoveWins?

Begini ceritanya. Pekan lalu, Mahkamah Agung Amerika Serikat baru saja bikin keputusan yang bersejarah banget, yakni melegalkan pernikahan sejenis di seluruh negara bagian Amerika Serikat. Langkah mereka ini mengikuti 21 negara lainnya; seperti Afrika Selatan, Argentina, Irlandia, dan Spanyol yang sebelumnya sudah melegalkan pernikahan sesama jenis.

Nah, jelas ini menimbulkan banyak perdebatan. Ada yang setuju dan senang, ada yang nggak setuju, dan ada yang bingung mau ngomong apa. Di antara sekian banyak artikel yang nanggapin kejadian ini, salah satu artikel favorit kami adalah artikelnya Windu Jusuf di Mojok.co, yang berjudul “Enam Argumentasi Sia-Sia Seputar Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender.”

Kalau kata kami sih, sebelum kamu kemakan sama debat yang nggak jelas soal isu tersebut, seenggaknya kamu harus nengok artikel itu dulu. Nih, lima kutipan favorit kami!

1. “Homoseksualitas dilarang agama. Pertanyaannya: tafsiran agama menurut siapa?”

Hayo! Ada macam-macam tafsiran soal isu ini, loh. Jadi, jangan lupa dibaca dengan kritis, ya! Jangan sampai jadi kayak generasi yang disindir di tulisan ini, yang “diajak berpikir historis (sesuai sejarah) dikit, langsung buka kitab suci. Ditanya imajinasi masa depan, malah ngomongin tanda-tanda kiamat.”

2. “Sejak 1990, Bung dan Nona, status homoseksualitas sebagai gangguan jiwa sudah dihapus dari daftar Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia edisi II tahun 1983 (PPDGJ II) dan PPDGJ III (1993) yang dirilis oleh Departemen Kesehatan.”

Omong-omong, pada 1990 juga Organisasi Kesehatan Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa atau biasa disebut WHO mencabut status homoseksualitas sebagai gangguan jiwa.

3. “HIV/AIDS tidak ada hubungannya dengan urusan orientasi seksual dan moral. HIV/AIDS itu ditularkan lewat cairan tubuh, khususnya darah dan sperma.”

Kalau ada yang masih mikir kalau HIV/AIDS itu paling tinggi dan berisiko di kalangan LGBT, mending kamu kasih link ke infografis ini deh. Menurut data dari Kementerian Kesehatan, kasus AIDS di Indonesia justru paling tinggi di kalangan ibu rumah tangga, dan penularan yang paling berisiko justru terjadi melalui hubungan heteroseksual atau beda jenis!

4. “Lagipula, apakah menjadi gay sama dengan menggoda kaum hetero untuk jadi homo? Yang lebih sering terjadi justru sebaliknya: LGBT bukan cuma digoda, bahkan dipaksa untuk jadi hetero.”

Jeger!

5. “Masalahnya, jangankan menerima, untuk membicarakan LGBT tanpa prasangka pun kita masih bingung caranya. Wong sebelahan sama teman cowok sekelas yang rada kemayu aja kita agak risih.”

Masih suka begini? Nah, mending baca artikel “Kenapa Aku Dipanggil Bencong” satu ini dulu.

Jadi, selamat untuk teman-teman di Amerika Serikat. Apapun pendapat kamu soal LGBT dan pernikahan sesama jenis, ingat dua tips dari kami: satu, kalau debat jangan debat kusir, cari info yang benar. Dua, mau bagaimana pun, perbedaan itu niscaya. Gitu saja kok repot.

Sumber: https://www.sobatask.net/
Share on Google Plus

About Blued Indonesia

    Blogger Comment
    Facebook Comment