Kelompok LGBT Menyambut Laporan PBB yang Mendukung Keberagaman Gender


Gabungan kelompok LGBT dan transgender menyambut baik laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang identitas gender. Laporan itu mengatakan negara-negara anggota seharusnya tidak mengklasifikasikan berbagai bentuk gender sebagai penyakit.

Ahli Independen PBB tentang Orientasi Seksual dan Identitas Gender, Victor Madrigal-Borloz, merilis laporannya menjelang Sidang Majelis Umum PBB di New York minggu ini.

Pakar PBB mendesak negara-negara untuk menghormati gender sebagai bagian penting dari identitas. Laporan ini juga memberikan panduan tentang cara mencegah kekerasan dan diskriminasi berdasarkan identitas gender.

Pakar meminta semua negara untuk ‘mengadopsi semua tindakan yang diperlukan untuk mencegah, menyelidiki dan menghukum kekerasan dan diskriminasi berdasarkan identitas gender yang dilakukan oleh aktor Negara dan non-Negara.’

Pernyataan bersama dari sembilan kelompok LGBT global, termasuk ILGA dan Transgender Eropa, mengatakan bahwa mereka ‘merayakan’ laporan terbaru tersebut.

Kelompok-kelompok itu berterima kasih kepada laporan tersebut karena telah memberikan hak asasi manusia yang beragam dan gender yang beragam, perhatian yang layak mereka terima, demikian pernyataan mereka.

“Kami memuji masuknya terminologi khusus yang sangat relevan dengan komunitas kami,” tulis pernyataan tersebut.

Laporan ini mengeksplorasi istilah-istilah seperti transgender, keberagaman gender, non-biner dan perlakuan penegasan gender dan bagaimana mereka berbeda dalam budaya dan wilayah yang berbeda.

Pakar PBB juga mengatakan anak-anak berbagi hak asasi yang sama untuk mengakses pengakuan gender secara hukum dan gender-affirming healthcare.

“Keberagaman gender di masa kanak-kanak adalah masalah utama bagi kami,” kata kelompok LGBT.

“Kami sangat menghargai dukungan yang diungkapkan oleh Laporan untuk pengakuan penuh anak-anak sebagai subyek hak asasi manusia.”

American Academy of Pediatrics (AAP) pekan lalu menyerukan untuk model perawatan ‘gender-affirmative’.

Mereka menyerukan kepada para profesional perawatan kesehatan, orang tua, dan lainnya untuk menghormati anak-anak dan pilihan jenis kelamin oleh remaja.

Ahli Independen tentang perlindungan terhadap kekerasan dan diskriminasi berdasarkan orientasi seksual dan identitas gender ditunjuk oleh Dewan Hak Asasi Manusia PBB dan pertama kali dimandatkan pada tahun 2016.

Disadur dari SuaraKita.com


Share on Google Plus

About Blued Indonesia

    Blogger Comment
    Facebook Comment